Kamis, (16/1/2020) menjadi saksi sejarah bagi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) yang sekarang resmi berganti menjadi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Setelah 72 tahun FE UII berkiprah di dunia pendidikan serta telah mencetak insan-insan Ulil Albab di kancah bisnis dan ekonomi, kini FBE siap meneruskan prestasi yang sudah diraih sebelumnya.
Symposium & Soft Launching Business and Economic Outlook Indonesia 2020 dengan tajuk “Besarnya Kebutuhan Investasi” menjadi acara pertama yang diselenggarakan FBE. Acara yang dihadiri Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs. Swarsono, M.A., Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D,, Kepala Prodi, Wakil Dekan, para dosen FBE UII, dan pengurus Lembaga kemahasiswaan FBE UII. Lobi Drop Off-Pick Up FBE UII menjadi tempat dibukanya acara yang kemudian dilanjutkan di Ruang P1/2.
Jaka Sriyana, SE., M. Si., Ph. D. selaku Dekan FBE UII memberikan laporan terkait perubahan nama FE menjadi FBE. “Ide untuk mengubah nama ini sebenarnya sudah lama, sudah 15 tahun yang lalu. Bukan sekedar plakat dan surat menyurat, tetapi kita harapkan nama ini menjadi semangat baru perkembangan Fakultas Bisnis dan Ekonomika”. Alasan perubahan nama FBE sendiri pun ditilik dari sejarah, yakni prodi yang pertama kali muncul adalah Manajemen, kemudian disusul Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan. “Dari tiga jurusan ini, kompetensi yang kita hasilkan lebih dekat kepada bisnis daripada ekonomi.” jelas beliau.
Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. berkesempatan memberikan sambutan dalam acara ini. “Idenya sudah 15 tahun. Saya diperintahkan pak Dekan mengesahkan pada 1 Januari, dan saya tidak mungkin menolak perintah dari FE kalau hidupnya tidak ingin rumit,” gurau beliau pada awal sambutannya. Nama baru ini diperoleh dengan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah menghormati sejarah FE, mengkritisi masa kini yang kompetensinya berbeda, dan harapan bahwa FBE nantinya akan membantu dalam menjemput masa depan yang cerah. Menurut beliau, nama fakultas seharusnya mengandung tiga prinsip yaitu melindungi serta mewakili, mengayomi, dan mengedepan (futuristic). Fathul Wahid juga memprovokasi fakultas lain agar memikirkan hal yang serupa.
Symposium yang digelar FBE UII kali ini juga menghadirkan beberapa pembicara, yakni Drs. Suwarsono Muhammad, MA., Hilman Tisnawan, Irwan Taufiq Ritonga, S.E., M.Bus., Ph.D., CA. dan Dr. Aftoni Sutanto, S.E., M.Si. Sesi diskusi ini membabat habis topik investasi secara sempit hingga luas. Harapannya FBE dapat mengajak berbagai pihak guna mengkampanyekan pentingnya investasi dalam negeri. Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan pandangan yang komprehensif tentang perekonomian Indonesia saat ini dan prospek ekonomi (economic outlook) 2020 guna mendukung prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tentu saja disertai dengan tantangan-tantangan yang dihadapi. (HLL)