D3 Perbankan UII Selenggarakan Seminar Nasional bagi Milenial
Dunia secara konstan terus mengalami perubahan. Banyak peristiwa besar yang mengubah perilaku manusia menuju cara-cara baru. Salah satunya kehadiran inovasi dan digitalisasi melalui revolusi industri 4.0. Perubahan ini dibarengi dengan tumbuhnya generasi milenial yang sangat erat kehidupannya dengan teknologi. Milenial memiliki potensi yang harus dikembangkan sekaligus tidak bisa diremehkan.
Hal inilah yang banyak diulas dalam tajuk seminar nasional public speaking ‘Be a Good Millennial Influencer’ yang diselenggarakan Program Diploma III Perbankan dan Keuangan di Gedung Auditorium K.H. Abdul Kahar Muzakir Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (6/3). Acara yang menghadirkan Oki Setiana Dewi, S.Hum., M.Pd. ini banyak menyinggung peran milenial dalam menebar manfaat.
“Seharusnya mengundang Ria Ricis ke sini, kenapa saya?”, candanya saat membuka seminar. Pendakwah muda ini menjelaskan bahwa generasi milenial yang lahir pada tahun sekitar 1980 – 2000 sangat akrab dengan teknologi. Di antara generasi tersebut menekuni profesi influencer atau orang yang memiliki pengikut yang banyak dan berpengaruh.
Pertumbuhan milenial ini juga selaras dengan hasil penelitian Internet World Stats (IWS) 2018, di mana Indonesia menduduki peringkat 4 dalam frekuensi akses internet, sedangkan 51,8% masyarakat Indonesia telah melek teknologi.
Oki lalu menerangkan bahwa sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi sesama. Baginya, menjadi influencer adalah satu hal yang dicapai dengan branding diri yang konsisten, namun dalam proses menuju ke sana juga proses menebar kemanfaatan. Untuk itu ia mengajak hadirin agar pandai menggali minat dan potensi.
Pemeran utama dalam film ‘Ketika Cinta Bertasbih 2’ itu juga menceritakan pengalaman saat merintis karir sebagai artis dan dunia akademik di saat bersamaan. “Pernah shooting dari sore hingga subuh, dan jam 8 pagi sudah harus mengikuti ujian di kampus. Saya terpaksa belajar di dalam mobil meski minim pencahayaan. Rasa lelah sempat membuat down namun saya ingatkan diri tentang target. Akhirnya dengan bermodalkan gadget di tangan, saya berhasil meraih nilai tertinggi ujian pada saat itu,” pungkasnya. (IG/ESP)